Minggu, 09 Juni 2013
Perpustakaan Pengetahuan dan Informasi
Pengetahuan dan informasi bagaikan kedua sisi mata uang yang berbeda. Keduanya merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi setiap individu maupun institusi. Namun Informasi lebih bersifat sementara (transitory) daripada pengetahuan. Disamping itu informasi dapat pula menyumbang pengetahuan, dalam artian dapat digunakan untuk mendukung ataupun menolak teori. Dengan demikian informasi terkadang menjadi sebuah guide untuk menjadi pengetahuan.
Berkaitan hal itu, informasi yang lazimnya menjadi pengetahuan bagi tiap-tiap individu maupun institusi, dapat dipastikan menginginkan kecepatan dan ketepatan dalam memperolehnya. Mereka (individu / institusi) akan lebih cenderung mencari informasi tersebut ke pusat-pusat infrormasi (information centre) yang menurutnya banyak membantu dalam pencarian informasi yang diinginkannya. Fenomena tersebut akan berimplikasi terhadap pusat-pusat informasi yang profit orientid maupun non profit orientid dengan menawarkan jasa dengan berbagai kelebihannya. Yang profit orientid tentunya akan lebih gencar lagi dalam merangkul para audiennya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang memuaskan. Sehingga apa yang dikatakan dengan Marc Porat mengenai ekonomi informasi tampaknya sudah menjadi kenyataan, dimana informasi merupakan sesuatu yang dapat diperjualbelikan.
Disisi lain ada pusat-pusat informasi yang mengkedepankan idealisme dengan menawarkan sebuah jasa informasi tidak hanya mencari keuntungan belaka atau dengan kata lain non profit orientid yaitu salah satunya adalah Perpustakaan. Secara garis besar, sebuah perpusatakaan mempunyai tugas pokok menghimpun, menyimpan, menyebarkan, dan melestarikan sebuah informasi kepada pemakai (user). Agar informasi tersebut dapat terakses oleh para pemakai (user), maka perlu melakukan upaya “standing request” yaitu pemencaran informasi yang dilakukan terus menerus dengan cara temu balik informasi dan mengusahakan agar informasi yang disebarkan atau ditelusur sampai pada sasarannya. Akan tetapi, karena informasi tidak memiliki eksistensi fisik secara sendiri, maka harus diekspresikan dalam bentuk material (seperti tinta dan kertas), ini terjadi pada perpusatakaan konvensional atau dalam bentuk energi seperti impuls atau gelombang elektrik.(baca Teknologi Komunikasi Dalam Perspektif : 90), yang erat kaitannya dengan perkembangan teknlogi komunikasi dan teknologi informasi.
Perpustakaan Hybrida
Sejalan dengan itu, penerapan teknologi komunikasi dan teknologi informasi di Perpustakaan memiliki dua fungsi pokok yaitu pertama, penerapan teknologi yang digunakan untuk internal perpustakaan seperti data koleksi, data anggota, data sirkulasi peminjaman dan pengembalian, dan lain-lain. Singkatnya pada fungsi ini bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefesienkan pekerjaan sumber daya manusia yang ada didalamnya atau sering disebut sebagai kategori automasi perpustakaan. Kedua, penerapan teknologi sebagai penyimpan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan yang lebih cepat dan mudah. Fungsi ini lebih ditujukan untuk para pemustaka (user) perpustakaan dan biasanya dikategorikan sebagai pepustakaan elektronik. Dimana dalam perpustakaan elektronik informasi yang akan diakses tidak terbatasi oleh ruang dan waktu.
Merujuk dua fungsi pokok dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi untuk perpustakaan diatas, dimana perpustakaan umum di daerah-daerah yang saat ini kebanyakan masih menganut paham konvensional, maka sudah selayaknya perpustakaan umum di daerah-daerah ini mulai beranjak menjadi perpustakaan hibrida (hybrid library) yaitu perpaduan antara perpustakaan konvensional yang berbasis informasi cetak (hard copy) dengan perpustakaan automasi dan perpustakaan digital/maya yang berbasiskan informasi elektronik (e-library). Perpustakaan hibrida adalah sebuah alternatif untuk menjadi perpustakaan yang mengikuti perkembangan zaman di era digital dengan mengkedapankan akses layanan informasi pengetahuan yang cepat, tepat, dan mudah kepada pemustaka (user) namun dengan tidak menghilangkan informasi yang berbentuk cetak / teks. Karena bagaimanapun, kemajuan dibidang teknologi tidak serta merta segala yang berbentuk tercetak tak ada kelebihannya, melainkan akan lebih abadi dibanding dunia virtual.
Daftar Pustaka
Purwono.2002.Perpustakaan, Pustakawan dan Kepustakawanan. Diktat Kuliah Jurusan D 3 Manajemen Informasi dan Perpustakaan, UGM:Yogyakarta.
Nasution, Zulkarimein.1989. Teknologi Komunikasi Dalam Perspektif: Latar Belakang dan Pekembangannya. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI: Jakarta.Basuki, Sulistiyo.1992.Teknik Jasa dan Dokumentasi.Jakarta:Gramedia Pustaka UtamaImage Source: http://www.bodley.ox.ac.uk/librarian/rpc/gg2gg/slide-35.jpg. Sumber (http://web.arpusindramayu.com/hybrid-library-sebuah-alternatif-bagi-perpustakaan-umum-daerah-di-era-digital/)
UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUN
UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistemtersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.
kabupaten ende .//www.google.com (Dinas kebudayaan)
Langganan:
Postingan (Atom)